Selasa, 21 Juni 2016

YOU ARE SOSMED IS YOU ARE BUSSINESS

sosial media baru, bisnis baru, perlu di coba, upgarade member hanya $10 namun penghasilan pasif income akan bertubi tubi menimpa anda segera klik link di bawah ini dan bergabunglah, pendaftaran gratis tis tis tis, keputusan untuk upgrade adalah keputusan kita sendiri tidak ada paksaan. http://othoks02.futurenet.club

Selasa, 14 Juni 2016

PARADIGMA PEMBANGUNAN, ADA PISANG, ADA PESTA !!!

Salah satu materi pelatihan yang agak berat adalah Paradigma Pembangunan. Apa itu paradigma ? Paradigma adalah “kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sehingga memperngaruhi citra subyektif seseorang mengenai suatu realita, yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang tersebut menanggapi atas realitas itu “ Memahamkan masyarakat bawah tentang paradigma memang tidak gampang, perlu hati-hati karena bisa saja materi tersebut meski sudah disampaikan tetapi sebenarnya masyarakat (peserta latihan) tidak mendapatkan apa-apa.

Berikut disampaikan salah satu aja contoh materi paradigma dengan bahasa yang lugas dan mungkin secara keseharian masyarakat mengetahuinya, yaitu ADA PISANG, ADA PESTA.

Disebuah kebun binatang,terdapat sekumpulan monyet yang sedang asyik bercengkerama, mereka berlari kesana-kemari dengan bebas dan riang, tetapi masih dalam satu batas pagar kawat yang tidak memungkinkan monyet-monyet tersebut keluar (kecuali dikeluarkan oleh Pawangnya melalui pintu yang disediakan).

1. Dalam kandang monyet tersebut diletakkan sebuah tangga yang cukup tinggi, kemudian secara cepat dibagian ujung tangga diberi sesisir pisang yang matang. Secara NALURI (bukan NURANI), monyet-monyet tersebut saling berebut mendapatkan pisang di ujung tangga. Dalam berebut, mereka tidak mempedulikan monyet lainnya, saling dorong, saling cakar, saling tending…tidak peduli apakah ada monyet yang jatuh terluka . Kemudian, secara tiba-tiba pawang monyet menyiramkan air dari sebuah timba. Apa yang terjadi ???? monyet berlarian menyelamatkan diri, dan menjauh dari tangga yang di atasnya masih ada pisangya. TIDAK SATUPUN MONYET YANG BERANI LAGI MEMANJAT TANGGA !!!

2. Dari kandang tersebut, dikeluarkan 1 ekor monyet, kemudian diganti dengan monyet baru. Selanjutnya, diberi sesisir pisang di bagian ujung tangga. Monyet baru tersebut secara Naluri, langsung memanjat tangga ingin mendapatkan pisang. Meski monyet-monyet yang lain berteriak “jangan-jangan….” Monyet baru bertanya-tanya : mengapa tidak boleh ????

3. Berikutnya, seluruh monyet dalam kandang dikeluarkan dan diganti dengan monyet baru semuanya. Kemudian seperti yang nomer 1. Diberi pisang dibagian ujunga tangga dan apa yang terjadi ??? seluruh monyet yang baru dimasukkan berhamburan bereput pisang di ujung tangga tersebut !!!!

Pertanyaannya : Paradigma apa yang ada pada Monyet-Monyet tersebut ??? Ada Pisang, Ada Pesta.

Lalu marilah kita pulang dan melihat sekelompok warga masyarakat yang sedang berdiskusi tentang sesuatu proyek dibawah pohon besar yang rindang dan terjadilah dialog sebagai berikut :

“Bapak A” = Bapak-2 dan ibu 2 warga desa Maju Mundur yang kami hormati, kita menjadi sasaran Proyek dan sebentar lagi dana akan kita terima dan dana itu untuk kegiatan Lingkungan

“Bapak B” = Bapak dan Ibu serta saudara-2 semua, sudah lazim sejak jaman dahulu kala, kalau ada proyek atau bantuan dari pemerintah maka dana itu adalah milik kita karena Uang Negara adalah Uang rakyat, maka kalau kita mendapatkan dana dari proyek tersebut, yang 30% untuk kita dan sisanya buat pelaksanaan pembangunan.

Pertanyaan: Pentingkah bapak-2/Ibu-2/dan saudara-2 melestarikan kebiasaan dan budaya ????

“Ibu C” = Yth. Bapak “B” perlu saya jelaskan bahwa Proyek ini untuk membangun desa dan lingkungan kita sendiri, jadi dana hanya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat agar lingkungan kita bisa menjadi lingkungan yang bersih, indah dan nyaman. Dan apakah pass kalau Bapak “B” yang notabene tokoh masyarakat berpendapat seperti itu???!

“Bapak B” = yang namanya uang Negara ya uang kita dan itu untuk kita, Kita berhak untuk mendapatkan dana tersebut!
-----------------------------
Kalau mayoritas warga masyarakat berpikiran dan bersikap seperti “B” maka itulah yang disebut dengan PARADIGMA
Nahh….mari kita refleksikan :

Paradigma apa yang ada di Bapak “B” ???? Ada Pisang, Ada Pesta atau Ada Proyek, Ada Pesta (menganut paradigma monyet…..). Yang dikedepankan hanya NALURI

Paradigama apa yang ada pada Ibu “C” ??? Ada Pisang, Tidak Harus Ada Pesta atau Ada Proyek, Tidak Harus Ada Pesta . Yang dikedepankan adalah NURANI

SYAIR ROBI'AH AL ADDAWIYAH

Syair 1
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu pintu istana pun telah rapat
Tuhanku, demikian malam pun berlalau
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku, Engkau terima
Hingga aku berhak merengguk bahagis
Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemaha kuasaanMu
inilah yang akan selalau ku lakukan
Selama Kau beri aku kehidupan
Demi kemanusianMu,
Andai Kau usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu

Syair 2
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku

Syair 3
Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku

Syair 4
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki

Syair 5
Aku mencintaiMu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu
Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
BagiMu pujian untuk semua itu

Syair 6
Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau

Syair 7
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu

Syair 8
Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”

Syair 9
Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika akku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia


TEATER FONGOR TINGGAL SEJARAH

SEJARAH DAN MAKNA TEATER FONGOR

Teater Fongor Didirikan oleh beberapa aktivis pemerhati seni pada tahun 1998, dari musyawarah beberapa aktivis tersebut akhirnya tercetuskan pendirian Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Fongor, pada waktu itu masih bernama Komunitas Teatar “Fongor” dan akhirnya pada tahun 2003 Komunitas Teater “Fongor” atas permintaan dan instruksi rektorat di rubah menjadi UKM Teater Fongor.
Fongor berdiri pada 28 Oktober 1998 yang bertepatan pada hari Sumpah Pemuda yang mana pada tahun pertama ini hingga periode tahun 2000 teater Fongor di pimpin oleh kepala suku dari mahasiswa  Fakultas Hukum yang bernama Ircham Choiruddin Abimanyu alias Bimo Peter Anugrah alias Bimbim, yang beranggotakan kurang lebih 15 Orang. Kemudian Pada tahun 1999 teater fongor sempat fakum karena ditinggalkan oleh kepala Suku (Bimbim) sedangkan pada waktu itu warga Teater Fongor masih berstatus mahasiswa baru dan masih awam dengan apa yang dinamakan teater, sehingga aktifitas Teater Fongor nyaris tidak ada sedangkan warga Teater lama yang lain pun tidak berjalan karena kepala suku tidak berada di tempat.
Pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2000 Bimbim selaku kepala suku teater fongor yang masih menjabat, tiba tiba muncul kembali di kampus Universitas Islam Kadiri, sehingga eksistensi Teater Fongor mulai diaktifkan kembali dengan pentas perdana pasca fakum pada pentas inagurasi PROBINMABA tahun 2000, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan LA (Latihan Alam) yang  pada awal tahun 2001 di ubah menjadi Latih Diri Menyatu Alam (LDMA).
Ditahun 2000 itu juga, Bimb im yang selaku kepala suku hendak meninggalkan kampus kembali, sehingga tampuk kepemimpinan diserahkan kepada warga baru Teater Fongor yang dilanjutkan pada Musma Teater Fongor yang memilih kepala suku baru yaitu Rohmat Bahtiar (emanuel jabrik)
Musma Teater Fongor pada awal tahun 2001 di ubah menjadi Rembug Warga Teater Fongor.
Pada kepemimpinan emanule jabrik, Teater Fongor mengalami degradasi kegiatan karena pada era tahun 2000 itu juga ditinggalkan oleh Bimibim mantan kepala suku, yang nota bene Bimbim lah satu satunya yang memiliki kemampuan dalam berteater sedangkan kepala suku baru dan warga teater lain masih berstatus mahasiswa baru dan dalam keilmuan berteater masih nol besar, namun perjuangan warga Teater Fongor yang baru tidak seperti pada tahun 1999 yang fakum, akan tetap[I berjuang membangun kembali Fongor yang tinggal puning-puing belaka, dengan belajar ke berbagai tetaer kampus se kediri bahkan se karesidenan kediri, dan mencari literature literature tentang berkesenian lewat teater.
Emanuel Jabrik juga memimpin Teater Fongor selama dua periode yaitu periode tahun 2000-2001 dan periode Tahun 2001-2002, kemudian pada musyawarah Rembug Warga Teater Fongor tahun 2002 terpilih kepala suku baru yaitu Tri andrianto (Trimbil) dan pada tahun 2002 inilah anggota dan eksistensi Teater fongor mulai Meningkat drastis dan mulai tahun 2002 ini Teater Fongor memiliki agenda bulanan sebagai wujud ekspresi hasil latihan yang disebut Pentas Sambut Bulan yang kita sebut pula pentas tanpa modal, hingga pada Awal – awal tahun 2003 Teater Fongor mampu melakukan pentas keliling tiga kota yaitu Kota Kediri yang dipentaskan di Aula Kampus Universitas Islam Kadiri, Kota Surabaya yang dipentaskan di Aula Kampus Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, dan Kota Malang yang dipentaskan di Aula Universitas Islam Indonesia Sudan (UIIS) Malang yang sekarang manjadi UIN Malang.
Fongor Sendiri memiliki dua arti, arti satu kata dan arti per hurub dalam tulisan “Fongor”.
Dalam arti satu kata fongor berawal dari sebuah kata di dalam bahasa jawa yaitu “PONGOR” yang artinya memukul, menghancurkan, meremuk dll, memukul disini dimaknai menghancurkan ketidakjujuran, kemunafikan, rasa malu dan berbagai sifat buruk dan rendah manusia harus di hancurkan melalui budaya. Yang kemudian kata “PONGOR” agar terkesan tidak Tabu dan kasar akhirnya di haluskan dengan mengubah hurub “P” dengan hurub “F” dan menjadilah “FONGOR”.
Dalam arti perhurub pada kalimat Fongor adalah sebagai berikut:
F: Fundamental
O: Oriented: yang berarti bahwa fongor memiliki orientasi kedepan dalam menata organisasi dan warganya, yaitu berkesinian yang jujur dan senantiasa mampu melakukan ekspresi baik di panggung hayalan (Pentas) maupun ekspresi di panggung nyata (kehidupan)
N: Netral: yang berarti bahwa teater fongor memiliki posisi yang netral, tidak berpihak kepada parpol, etnis, golongan, agama, ataupun kelompok tertentu.
G: Gentel: disini warga teater fongor harus memiliki sifat bertanggungjawab, atas apa yang seharusnya dilakukan  dan atas apa yang menjadi tanggungjawab mereka!
O: Organisatoris: fongor tidak hanya mengedepankan seni dan berkesenian, akan tetapi organisasi juga diutamankan, dengan berorganisasi tujuan dari anggota fongor dalam mengembangkan seni akan terwujud.
R: Reality: makna dari reality yaitu teater fongor menjunjung tinggi realita, setiap pentas semu (pentas panggung kecil) harus dilandasi minimal 90% adalah realita, selebihnya adalah bumbu pementasan!
Bebagai kegiatan dari tahun ke tahun sejak tahun 1998 teater Fongor lalui, setiap pementasan yang dilakukan di kampus sendiri selalu tidak melupakan untuk mengundang para pelaku seni di tingkat SLTA, namun apalah daya, HABIS MANIS SEPAH DIBUANG, sekarang teater fongor terancam untuk tidak di izinkan berekspresi di dalam kampus UNIVERSITAS ISLAM KADIRI (UNISKA) KEDIRI.
 2011 tidak dapat SK dari kampus dan tahun 2012 ini ada rencana perampingan UKM di kampus UNISKA, kreatifitas mahasiswa bidang olah raga akan disatukan dalam UKM olehraga, kreatifitas mahasiswa di jalur seni akan di jadikan dalam satu UKM Seni, namun anehnya untuk Unit seni teater, bukan fongor yang ada disana namun ada teater baru yang muncul yang menyingkirkan keberadaan Teater “Fongor”


Selamat tinggal Fongor, jasamu sungguh besar untuk kami, sehingga kami mampu mengarungi samudera kehidupan dengan memakai dua topengmu. kau akan selalu dihati kami.

JAS MERAH: Jangan Sekali - kali melupakan sejarah. * Bung Karno

KETAHUILAH BAHWA MENJADI SEORANG PEMIMPIN ITU MENJALANKAN AMANAH

Oleh: Rohmat Bahtiar
Manusia adalah pemimpin bagi bawahannya, diri sendiri, istrinya, anaknya, suaminya, dan keluarganya dan semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.
Dalam sebuah hadist dinyatakan bahwa:
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما: أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال: ألا كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته فالإمام الاعظم الذي على الناس راع وهو مسؤول عن رعيته والرجل راع على أهل بيته وهو مسؤول عن رعيته والمرأة راعية على أهل بيت زوجها وولده وهي مسؤولة عنهم وعبد الرجل راع على مال سيده وهو مسؤول عنه ألا فكلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
Yang artinya:
Abdullah bin Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda, “Ketahuilah: kalian semua adalah pemimpin (pemelihara) dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya tentang rakyat yang dipimmpinnya. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawabannya tentang keluarga yang dipimpinnya. Isteri adalah pemelihara rumah suami dan anak-anaknya. Budak adalah pemelihara harta tuannya dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah bahwa kalian semua adalah pemimpin dan akan dituntut (diminta pertanggungjawaban) tentang hal yang dipimpinnya”
Amanah artinya adalah sebuah kepercayaan, dan pemimpin mengemban kepercayaan dari orang-orang yang dipimpinnya dan itu merupakan tanggung jawab dan amanah yang besar yang ia dipegang, betapa tidak karena upaya mewujudkan cita-cita menuju kesejahteraan dan keadilan itu ada pada kebijakannya Nasib bawahan terletak pada kebijaksanaan dan kearifan seorang pemimpin.
Ada kisah tentang Rosulullah SAW, yang pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain.
Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu
langsung bertanya setelah selesai bersembahyang :

"Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?"
"Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar"
"Ya Rasulullah... mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?
Kami yakin engkau sedang sakit..."
desak Umar penuh cemas.

Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya.
Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.

"Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?"

Lalu baginda menjawab dengan lembut,
”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?" "Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak."
Alangkah bahagianya apabila kita mendapatkan pemimpin yang yang seperti Rosulullah,  yah…minimal  seper empatnya saja juga tidak apa-apa. Dan bila “mimpi” itu bisa terwujud maka tidak mungkin ada yang namanya gaji telat dan tidak mungkin ada yang namanya biaya operasional molor!

Semoga sedikit kisah dan keluh kesah ini, mampu membuka hati nurani, Amin! Saya teringat sesuati yang diampaikan di dalam pelatihan Pelatdas (pra tugas)  oleh pemandu dan akhirnya kita sampaikan pula kepada masyarakat bahwa lunturnya nilai-nilai luhur kemanusiaan (lunturnya hati nurani manusia) adalah akar dari kemiskinan.

"Apabila Rakyatku Lapar, maka akulah yang lapar paling awal. Dan apabila rakyatku kenyang, maka akulah yang kenyang paling akhir"

PEMIMPIN IDAMAN (IDEAL LEADER)

Oleh: Rohmat Bahtiar, SE

Rosulullah SAW Pernah bersabda: Apabila Rakyat Lapar, maka Akulah yang lapar paling awal (lapar yang pertama), dan apabila rakyat kenyang, maka Akulah yang kenyang terakhir!
Seorang pemimpin yang lebih mendahulukan kesejahteraan dan ketentraman serta kebahagiaan yang dipimpinnya adalah sosok pemimpin yang paling dicari diseluruh dunia. Ada beda antara pemimpin dengan bos, pemimpin akan lebih mendahulukan diskusi dan lebih mampu memberikan solusi dalam memecahkan permasalahan anggota yang dipimpinnya dan bukan malah menyalahkan ketidakmampuan bawahannya, namun kalau bos lebih cenderung menyalahkan ketidakmampuan bawahannya dan suka membentak dan lebih hebatnya lagi seorang bos sangat mudah memberi surat peringatan dan bahkan tidak segan segan memecat bawahannya.
Ego seorang bos lebih tinggi dari pemimpin (leader), mari kita telaah kalimat berikut: “anda digaji untuk itu/ untuk itulah anda digaji” kata-kata tersebut lebih cocok keluar dari mulut seorang bos daripada seorang pemimpin (leader). Apabila anggota atau bawahan mendapatkan kesulitan dalam kerjanya maka seorang pemimpin bersama-sama anggota akan menggali permasalahan dan kemudian seorang pemimpin memberikan solusi terbaik dan memberi petunjuk untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, tetapi kalau bos tidak mau tahu dan dia hanya tahu pekerjaan selesai tanpa memandang permasalahan yang ada karena bos merasa mereka yang menggaji bawahannya.
Orang bekerja memiliki varian permasalahan dan dalam pekerjaan tersebut juga memiliki banyak permasalahan dan pemimpin harus bisa memberikan solusi dan jalan tengah serta petunjuk-petunjuk atas setiap permasalahan-permasalahan tersebut.
Seorang pemimpin dalam falsafah jawa harus memiliki 6 (enam) sifat antara lain:
·         Ing Ngarso Sung Tulodo     :  Didepan sebagai contoh
·         Ing Madyo Mangun Karso  :  Ditengah memberikan semangat
·         Tut Wuri Handayani            :  Di belakang memberi dorongan
·         Handarbeni                          :  Rasa Memiliki bisa juga dimaknai dengan satu jiwa
·         Hangayomi                           :  Melindungi atau Menjaga,
·         Hangrungkebi                      :  Mbelani atau membela
Ing Ngarso Sung Tulodo, dengan maksud bahwa seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh baik, bukan malah menjadi penghalang bagi perjalanan organisasi dengan memberikan contoh buruk.
Ing Madyo Mangun Karso, yang mana seorang pemimpin juga harus memberikan semangat kepada para anggota atau bawahan yang dipimpinnya. Bukan malah mengendorkan semangat anggota, sehingga anggota menjadi malas untuk bekerja.
Tut Wuri Handayani, dorongan prositif sangat dibutuhkan oleh para anggotanya dari seorang pemimpin. Kata kata seorang pemimpin sangat berpengaruh pada psicholohi bawahan atau orang yang dipimpinnya, perlu diperhatikan dalam berucap oleh seorang pemimpin. Apakah ucapannya itu bisa memberikan dorongan atau malah memberikan beban kepada anggotanya.
Handarbeni, Rasa memiliki akan organisasi dan programnya serta rasa memiliki para orang-orang yang berda di organisasi tersebut, bisa dimaknai dengan satu jiwa antara pemimpin dan yang dipimpin, sakit anggota, maka pemimpin juga ikut merasakan sakit itu, sedih anggota maka pemimpin juga harus ikut prihatin merasakan kesedihan, pemimpin harus bisa melihat bahwa anggotanya sedang bingung dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam pekerjaannya dan segera menepis kebingungan tersebut.
Hangayomi, seorang pemimpin harus bisa melindungi yang dipimpinnya, bukan malah menyia-nyiakan ataupun membentak, menghina apalagi menyiksa. Perlindungan dari seorang pemimpin sangat diimpikan dan diharapkan oleh para anggota yang dipimpinnya., hangayomi bisa dimaknai pula kepandaiana pemimpin dalam membuata anggota yang dipimpinnya mampu bekerja dengan santai, tenang, relax, dan enjoy, bukan bekerja bagaikan kerja rodi penuh paksaan dan tergesa-gesa, namun inti dari makna hangayomi adalah bagaimana pemimpin mampu melindungi anggotanya dari ketertindasan, baik secara phsicis maupun psychology.
Hangrungkebi, ini yang kadang sulit di miliki oleh seorang pemimpin “membela”. Pemimpin ocal atau daerah banyak yang mencari aman dan mencari selamat sendiri dengan mengkambing hitamkan bawahannya ketika ada kunjungan dari pimpinan wilayah maupun pusat, mereka tidak membela bawahannya tapi malah menghancurkan karier bawahannya. Seorang pemimpin harus siap menerima segala resiko dalam membela bawahannya.
Dari keenam sifat tersebut diatas, harus balance dan dimiliki semua oleh seorang pemimpin, bila satu sifat saja tidak dimiliki, maka laju kepemimpinan akan tidak sempurna dan pemimpin itu tidakpantas disebut sebagai pemimpin.


~o0 Semoga bermanfaat 0o~

CINTA KEPADA ALLAH SWT BUKAN KARENA INGIN SURGA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمّنِ الَّحِيْمِ

عن ابى هريرة رضي الله عنه قَالَ ,قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ! فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ! فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ. (رواه البخاري)

Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.” (HR. Bukhari)


Kalau cerita tentang mahabah itu mengasyikan lezat, nikmat dan apabila seseorang mendapatkan kecintaan dari seseorang ketahuilah orang itu dalam keadaan aman ‘’ AL MAHABAH IRODATUL KHEIR ‘’, Keinginan Kebaikan, apabila seseorang mencintai seseorang sudah pasti  orang itu ingin kebaikan kebaikan  kepada orang yang dia cintai, bahkan terkadang lebih dari pada dia menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri bahkan mereka kalau sudah mencintai mereka berani untuk berkorban,  bagaimana kiranya kalau kecintaan itu dari Allah SWT,  kalau kecintaan dari manusia belum tentu kecintaan itu abadi.

Segala sesuatu yang di tulis dalam kitab tentang fadhilah, tentang pahala, tentang keutamaan dana lain - lain itu merupakan hanyalah sebuah bonus dari Allah SWT, dan apabila kita beribadah hanya mengejar bonus - bonus yang di tuliskan dan diceritakan maka kita termasuk golongan orang orang yang tertipu, jikalau kita tidak menginginkan calon pasangan yang matrealistis, dan jikalau kita hanya menginginkan pasangan yang mencintai kita karena diri kita, dan mencintai atas segala kekurangan dana kelebihan kita, maka Allahpun juga menghendaki hamba yang melakukan segala kewajiban ukhrowi hanya karena Cinta kepada Allah SWT.

Apabila kita mencinta Allah, maka Allahpun juga pasti akan mencintai kita, dan jika Allah sudah mencintai kita, maka segala apapun yang kita minta pasti akan diberi, jangan mengharapkan pemberian, sedangkan kita sendiri tidak tulus beribadah kepada-Nya.
Cinta, dan hanya cinta, jangan sampai ada yang lain. kalau cinta kepada kekasih saja apapun akan dilaksanakan tanpa upah sepeserpun, alangkah durhakanya kita, dengan sholat yang hanya 10 menit saja kita minta imbalan Surga.