BISNIS INTERNET
Selasa, 21 Juni 2016
YOU ARE SOSMED IS YOU ARE BUSSINESS
sosial media baru, bisnis baru, perlu di coba, upgarade member hanya $10 namun penghasilan pasif income akan bertubi tubi menimpa anda segera klik link di bawah ini dan bergabunglah, pendaftaran gratis tis tis tis, keputusan untuk upgrade adalah keputusan kita sendiri tidak ada paksaan. http://othoks02.futurenet.club
Selasa, 14 Juni 2016
PARADIGMA PEMBANGUNAN, ADA PISANG, ADA PESTA !!!
Salah satu materi pelatihan yang
agak berat adalah Paradigma Pembangunan. Apa itu paradigma ? Paradigma adalah
“kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sehingga memperngaruhi
citra subyektif seseorang mengenai suatu realita, yang pada akhirnya akan
menentukan bagaimana seseorang tersebut menanggapi atas realitas itu “
Memahamkan masyarakat bawah tentang paradigma memang tidak gampang, perlu
hati-hati karena bisa saja materi tersebut meski sudah disampaikan tetapi
sebenarnya masyarakat (peserta latihan) tidak mendapatkan apa-apa.
Berikut
disampaikan salah satu aja contoh materi paradigma dengan bahasa yang lugas dan
mungkin secara keseharian masyarakat mengetahuinya, yaitu ADA PISANG, ADA
PESTA.
Disebuah
kebun binatang,terdapat sekumpulan monyet yang sedang asyik bercengkerama,
mereka berlari kesana-kemari dengan bebas dan riang, tetapi masih dalam satu
batas pagar kawat yang tidak memungkinkan monyet-monyet tersebut keluar
(kecuali dikeluarkan oleh Pawangnya melalui pintu yang disediakan).
1.
Dalam kandang monyet tersebut diletakkan sebuah tangga yang cukup tinggi,
kemudian secara cepat dibagian ujung tangga diberi sesisir pisang yang matang.
Secara NALURI (bukan NURANI), monyet-monyet tersebut saling berebut mendapatkan
pisang di ujung tangga. Dalam berebut, mereka tidak mempedulikan monyet
lainnya, saling dorong, saling cakar, saling tending…tidak peduli apakah ada
monyet yang jatuh terluka . Kemudian, secara tiba-tiba pawang monyet
menyiramkan air dari sebuah timba. Apa yang terjadi ???? monyet berlarian
menyelamatkan diri, dan menjauh dari tangga yang di atasnya masih ada pisangya.
TIDAK SATUPUN MONYET YANG BERANI LAGI MEMANJAT TANGGA !!!
2.
Dari kandang tersebut, dikeluarkan 1 ekor monyet, kemudian diganti dengan
monyet baru. Selanjutnya, diberi sesisir pisang di bagian ujung tangga. Monyet
baru tersebut secara Naluri, langsung memanjat tangga ingin mendapatkan pisang.
Meski monyet-monyet yang lain berteriak “jangan-jangan….” Monyet baru
bertanya-tanya : mengapa tidak boleh ????
3.
Berikutnya, seluruh monyet dalam kandang dikeluarkan dan diganti dengan monyet
baru semuanya. Kemudian seperti yang nomer 1. Diberi pisang dibagian ujunga
tangga dan apa yang terjadi ??? seluruh monyet yang baru dimasukkan berhamburan
bereput pisang di ujung tangga tersebut !!!!
Pertanyaannya
: Paradigma apa yang ada pada Monyet-Monyet tersebut ??? Ada Pisang, Ada Pesta.
Lalu
marilah kita pulang dan melihat sekelompok warga masyarakat yang sedang berdiskusi
tentang sesuatu proyek dibawah pohon besar yang rindang dan terjadilah dialog
sebagai berikut :
“Bapak
A” = Bapak-2 dan ibu 2 warga desa Maju Mundur yang kami hormati, kita menjadi
sasaran Proyek dan sebentar lagi dana akan kita terima dan dana itu untuk
kegiatan Lingkungan
“Bapak
B” = Bapak dan Ibu serta saudara-2 semua, sudah lazim sejak jaman dahulu kala, kalau
ada proyek atau bantuan dari pemerintah maka dana itu adalah milik kita karena
Uang Negara adalah Uang rakyat, maka kalau kita mendapatkan dana dari proyek tersebut,
yang 30% untuk kita dan sisanya buat pelaksanaan pembangunan.
Pertanyaan:
Pentingkah bapak-2/Ibu-2/dan saudara-2 melestarikan kebiasaan dan budaya ????
“Ibu
C” = Yth. Bapak “B” perlu saya jelaskan bahwa Proyek ini untuk membangun desa
dan lingkungan kita sendiri, jadi dana hanya dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat agar lingkungan kita bisa menjadi lingkungan yang bersih, indah dan
nyaman. Dan apakah pass kalau Bapak “B” yang notabene tokoh masyarakat berpendapat
seperti itu???!
“Bapak
B” = yang namanya uang Negara ya uang kita dan itu untuk kita, Kita berhak
untuk mendapatkan dana tersebut!
-----------------------------
Kalau
mayoritas warga masyarakat berpikiran dan bersikap seperti “B” maka itulah yang
disebut dengan PARADIGMA
Nahh….mari
kita refleksikan :
Paradigma
apa yang ada di Bapak “B” ???? Ada Pisang, Ada Pesta atau Ada Proyek, Ada Pesta
(menganut paradigma monyet…..). Yang dikedepankan hanya NALURI
Paradigama
apa yang ada pada Ibu “C” ??? Ada Pisang, Tidak Harus Ada Pesta atau Ada
Proyek, Tidak Harus Ada Pesta . Yang dikedepankan adalah NURANI
SYAIR ROBI'AH AL ADDAWIYAH
Syair 1
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu pintu istana pun telah rapat
Tuhanku, demikian malam pun berlalau
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku, Engkau terima
Hingga aku berhak merengguk bahagis
Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemaha kuasaanMu
inilah yang akan selalau ku lakukan
Selama Kau beri aku kehidupan
Demi kemanusianMu,
Andai Kau usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu
Syair 2
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu pintu istana pun telah rapat
Tuhanku, demikian malam pun berlalau
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku, Engkau terima
Hingga aku berhak merengguk bahagis
Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemaha kuasaanMu
inilah yang akan selalau ku lakukan
Selama Kau beri aku kehidupan
Demi kemanusianMu,
Andai Kau usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu
Syair 2
Ya Allah, apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di dunia ini,
Berikanlah kepada musuh-musuhMu
Dan apa pun yang akan Engkau
Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,
Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu
Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku
Syair 3
Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku
Aku mengabdi kepada Tuhan
Bukan karena takut neraka
Bukan pula karena mengharap masuk surga
Tetapi aku mengabdi,
Karena cintaku padaNya
Ya Allah, jika aku menyembahMu
Karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya
Dan jika aku menyembahMu
Karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya
Tetapi, jika aku menyembahMu
Demi Engkau semata,
Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu
Yang abadi padaku
Syair 4
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki
Ya Allah
Semua jerih payahku
Dan semua hasratku di antara segala
Kesenangan-kesenangan
Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau
Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan
Adalah untuk berjumpa denganMu
Begitu halnya dengan diriku
Seperti yang telah Kau katakana
Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki
Syair 5
Aku mencintaiMu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu
Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
BagiMu pujian untuk semua itu
Aku mencintaiMu dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diriMu
Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingatMu
Cinta karena diriMu, adalah keadaanMu mengungkapkan tabir
Hingga Engkau ku lihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah bagiku
BagiMu pujian untuk semua itu
Syair 6
Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau
Buah hatiku, hanya Engkau yang kukasihi
Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadiratMu
Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku
Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau
Syair 7
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu
Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
Ketika Kekasih bersamaku
CintaNya padaku tak pernah terbagi
Dan dengan benda yang fana selalu mengujiku
Kapan dapat kurenungi keindahanNya
Dia akan menjadi mihrabku
Dan rahasiaNya menjadi kiblatku
Bila aku mati karena cinta, sebelum terpuaskan
Akan tersiksa dan lukalah aku di dunia ini
O, penawar jiwaku
Hatiku adalah santapan yang tersaji bagi mauMu
Barulah jiwaku pulih jika telah bersatu dengan Mu
O, sukacita dan nyawaku, semoga kekallah
Jiwaku, Kaulah sumber hidupku
Dan dariMu jua birahiku berasal
Dari semua benda fana di dunia ini
Dariku telah tercerah
Hasratku adalah bersatu denganMu
Melabuhkan rindu
Syair 8
Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”
Sendiri daku bersama Cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan penglihatan batin
Melimpahkan karunia atas doaku
Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas keindahan dan keagunganNya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik-masyuk yang bisu
Ku saksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajahNya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajahNya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia, dan Dialah Yang maha Mulia.”
Syair 9
Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika akku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia
Rasa riangku, rinduku, lindunganku,
Teman, penolong dan tujuanku,
Kaulah karibku, dan rindu padaMu
Meneguhkan daku
Apa bukan padaMu aku ini merindu
O, nyawa dan sahabatku
Aku remuk di rongga bumi ini
Telah banyak karunia Kau berikan
Telah banyak..
Namun tak ku butuh pahala
Pemberian ataupun pertolongan
CintaMu semata meliput
Rindu dan bahagiaku
Ia mengalir di mata kalbuku yang dahaga
Adapun di sisiMu aku telah tiada
Kau bikin dada kerontang ini meluas hijau
Kau adalah rasa riangku
Kau tegak dalam diriku
Jika akku telah memenuhiMu
O, rindu hatiku, aku pun bahagia
TEATER FONGOR TINGGAL SEJARAH
SEJARAH DAN MAKNA TEATER FONGOR
Teater Fongor Didirikan oleh beberapa aktivis pemerhati seni pada tahun
1998, dari musyawarah beberapa aktivis tersebut akhirnya tercetuskan pendirian
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Fongor, pada waktu itu masih bernama
Komunitas Teatar “Fongor” dan akhirnya pada tahun 2003 Komunitas Teater
“Fongor” atas permintaan dan instruksi rektorat di rubah menjadi UKM Teater
Fongor.
Fongor berdiri pada 28 Oktober 1998 yang bertepatan pada hari Sumpah
Pemuda yang mana pada tahun pertama ini hingga periode tahun 2000 teater Fongor
di pimpin oleh kepala suku dari mahasiswa
Fakultas Hukum yang bernama Ircham Choiruddin Abimanyu alias Bimo Peter
Anugrah alias Bimbim, yang beranggotakan kurang lebih 15 Orang. Kemudian Pada
tahun 1999 teater fongor sempat fakum karena ditinggalkan oleh kepala Suku
(Bimbim) sedangkan pada waktu itu warga Teater Fongor masih berstatus mahasiswa
baru dan masih awam dengan apa yang dinamakan teater, sehingga aktifitas Teater
Fongor nyaris tidak ada sedangkan warga Teater lama yang lain pun tidak
berjalan karena kepala suku tidak berada di tempat.
Pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2000 Bimbim selaku kepala suku
teater fongor yang masih menjabat, tiba tiba muncul kembali di kampus
Universitas Islam Kadiri, sehingga eksistensi Teater Fongor mulai diaktifkan
kembali dengan pentas perdana pasca fakum pada pentas inagurasi PROBINMABA
tahun 2000, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan LA (Latihan Alam) yang pada awal tahun 2001 di ubah menjadi Latih
Diri Menyatu Alam (LDMA).
Ditahun 2000 itu juga, Bimb im yang selaku kepala suku hendak
meninggalkan kampus kembali, sehingga tampuk kepemimpinan diserahkan kepada
warga baru Teater Fongor yang dilanjutkan pada Musma Teater Fongor yang memilih
kepala suku baru yaitu Rohmat Bahtiar (emanuel jabrik)
Musma Teater Fongor pada awal tahun 2001 di
ubah menjadi Rembug Warga Teater Fongor.
Pada kepemimpinan emanule jabrik, Teater Fongor mengalami degradasi
kegiatan karena pada era tahun 2000 itu juga ditinggalkan oleh Bimibim mantan
kepala suku, yang nota bene Bimbim lah satu satunya yang memiliki kemampuan
dalam berteater sedangkan kepala suku baru dan warga teater lain masih
berstatus mahasiswa baru dan dalam keilmuan berteater masih nol besar, namun
perjuangan warga Teater Fongor yang baru tidak seperti pada tahun 1999 yang
fakum, akan tetap[I berjuang membangun kembali Fongor yang tinggal puning-puing
belaka, dengan belajar ke berbagai tetaer kampus se kediri bahkan se
karesidenan kediri, dan mencari literature literature tentang berkesenian lewat
teater.
Emanuel Jabrik juga memimpin Teater Fongor selama dua periode yaitu
periode tahun 2000-2001 dan periode Tahun 2001-2002, kemudian pada musyawarah Rembug
Warga Teater Fongor tahun 2002 terpilih kepala suku baru yaitu Tri andrianto
(Trimbil) dan pada tahun 2002 inilah anggota dan eksistensi Teater fongor mulai
Meningkat drastis dan mulai tahun 2002 ini Teater Fongor memiliki agenda
bulanan sebagai wujud ekspresi hasil latihan yang disebut Pentas Sambut Bulan
yang kita sebut pula pentas tanpa modal, hingga pada Awal – awal tahun 2003
Teater Fongor mampu melakukan pentas keliling tiga kota yaitu Kota Kediri yang
dipentaskan di Aula Kampus Universitas Islam Kadiri, Kota Surabaya yang
dipentaskan di Aula Kampus Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,
dan Kota Malang yang dipentaskan di Aula Universitas Islam Indonesia Sudan
(UIIS) Malang yang sekarang manjadi UIN Malang.
Fongor Sendiri memiliki dua arti, arti satu kata dan arti per hurub dalam
tulisan “Fongor”.
Dalam arti satu kata fongor berawal dari sebuah kata di dalam bahasa jawa
yaitu “PONGOR” yang artinya memukul, menghancurkan, meremuk dll, memukul disini
dimaknai menghancurkan ketidakjujuran, kemunafikan, rasa malu dan berbagai
sifat buruk dan rendah manusia harus di hancurkan melalui budaya. Yang kemudian
kata “PONGOR” agar terkesan tidak Tabu dan kasar akhirnya di haluskan dengan
mengubah hurub “P” dengan hurub “F” dan menjadilah “FONGOR”.
Dalam arti perhurub pada kalimat Fongor adalah sebagai berikut:
F: Fundamental
O: Oriented: yang berarti bahwa fongor
memiliki orientasi kedepan dalam menata organisasi dan warganya, yaitu
berkesinian yang jujur dan senantiasa mampu melakukan ekspresi baik di panggung
hayalan (Pentas) maupun ekspresi di panggung nyata (kehidupan)
N: Netral: yang berarti bahwa teater
fongor memiliki posisi yang netral, tidak berpihak kepada parpol, etnis,
golongan, agama, ataupun kelompok tertentu.
G: Gentel: disini warga teater fongor
harus memiliki sifat bertanggungjawab, atas apa yang seharusnya dilakukan dan atas apa yang menjadi tanggungjawab
mereka!
O: Organisatoris: fongor tidak hanya
mengedepankan seni dan berkesenian, akan tetapi organisasi juga diutamankan,
dengan berorganisasi tujuan dari anggota fongor dalam mengembangkan seni akan
terwujud.
R: Reality: makna dari reality yaitu
teater fongor menjunjung tinggi realita, setiap pentas semu (pentas panggung
kecil) harus dilandasi minimal 90% adalah realita, selebihnya adalah bumbu
pementasan!
Bebagai kegiatan
dari tahun ke tahun sejak tahun 1998 teater Fongor lalui, setiap pementasan
yang dilakukan di kampus sendiri selalu tidak melupakan untuk mengundang para
pelaku seni di tingkat SLTA, namun apalah daya, HABIS MANIS SEPAH DIBUANG,
sekarang teater fongor terancam untuk tidak di izinkan berekspresi di dalam
kampus UNIVERSITAS ISLAM KADIRI (UNISKA) KEDIRI.
2011 tidak dapat SK dari kampus dan tahun 2012
ini ada rencana perampingan UKM di kampus UNISKA, kreatifitas mahasiswa bidang
olah raga akan disatukan dalam UKM olehraga, kreatifitas mahasiswa di jalur
seni akan di jadikan dalam satu UKM Seni, namun anehnya untuk Unit seni teater,
bukan fongor yang ada disana namun ada teater baru yang muncul yang
menyingkirkan keberadaan Teater “Fongor”
KETAHUILAH BAHWA MENJADI SEORANG PEMIMPIN ITU MENJALANKAN AMANAH
Oleh: Rohmat Bahtiar
Manusia adalah
pemimpin bagi bawahannya, diri sendiri, istrinya, anaknya, suaminya, dan
keluarganya dan semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.
Dalam sebuah hadist dinyatakan bahwa:
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما: أن رسول الله صلى الله عليه و سلم
قال: ألا كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته فالإمام الاعظم الذي على الناس راع وهو
مسؤول عن رعيته والرجل راع على أهل بيته وهو مسؤول عن رعيته والمرأة راعية على أهل
بيت زوجها وولده وهي مسؤولة عنهم وعبد الرجل راع على مال سيده وهو مسؤول عنه ألا
فكلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
Yang artinya:
Abdullah bin Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda,
“Ketahuilah: kalian semua adalah pemimpin (pemelihara) dan bertanggung jawab
terhadap rakyatnya. Pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya tentang rakyat
yang dipimmpinnya. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai
pertanggungjawabannya tentang keluarga yang dipimpinnya. Isteri adalah
pemelihara rumah suami dan anak-anaknya. Budak adalah pemelihara harta tuannya
dan ia bertanggung jawab mengenai hal itu. Maka camkanlah bahwa kalian semua
adalah pemimpin dan akan dituntut (diminta pertanggungjawaban) tentang hal yang
dipimpinnya”
Amanah artinya adalah sebuah kepercayaan,
dan pemimpin mengemban kepercayaan dari orang-orang yang dipimpinnya dan itu
merupakan tanggung jawab dan amanah yang besar yang ia dipegang, betapa tidak
karena upaya mewujudkan cita-cita menuju kesejahteraan dan keadilan itu ada
pada kebijakannya Nasib bawahan terletak pada kebijaksanaan dan kearifan
seorang pemimpin.
Ada kisah tentang
Rosulullah SAW, yang pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh
para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat
sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi
pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain.
Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu
langsung bertanya setelah selesai bersembahyang :
"Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang
amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?"
"Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar"
"Ya Rasulullah... mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?
Kami yakin engkau sedang sakit..."
desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya.
Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti
sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil
itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh
baginda.
"Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan,
kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?"
Lalu baginda menjawab dengan lembut,
”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu.
Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai
pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?" "Biarlah kelaparan ini
sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di
dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak."
Alangkah bahagianya apabila kita
mendapatkan pemimpin yang yang seperti Rosulullah, yah…minimal
seper empatnya saja juga tidak apa-apa. Dan bila “mimpi” itu bisa
terwujud maka tidak mungkin ada yang namanya gaji telat dan tidak mungkin ada
yang namanya biaya operasional molor!
Semoga sedikit kisah dan keluh kesah ini,
mampu membuka hati nurani, Amin! Saya teringat sesuati yang diampaikan di dalam
pelatihan Pelatdas (pra tugas) oleh
pemandu dan akhirnya kita sampaikan pula kepada masyarakat bahwa lunturnya
nilai-nilai luhur kemanusiaan (lunturnya hati nurani manusia) adalah akar dari
kemiskinan.
"Apabila Rakyatku Lapar, maka akulah yang lapar paling awal. Dan apabila rakyatku kenyang, maka akulah yang kenyang paling akhir"
PEMIMPIN IDAMAN (IDEAL LEADER)
Oleh: Rohmat Bahtiar, SE
Rosulullah SAW Pernah bersabda: Apabila
Rakyat Lapar, maka Akulah yang lapar paling awal (lapar yang pertama), dan
apabila rakyat kenyang, maka Akulah yang kenyang terakhir!
Seorang pemimpin yang lebih
mendahulukan kesejahteraan dan ketentraman serta kebahagiaan yang dipimpinnya
adalah sosok pemimpin yang paling dicari diseluruh dunia. Ada beda antara
pemimpin dengan bos, pemimpin akan lebih mendahulukan
diskusi dan lebih mampu memberikan solusi dalam memecahkan permasalahan anggota
yang dipimpinnya dan bukan malah menyalahkan ketidakmampuan bawahannya, namun
kalau bos lebih cenderung menyalahkan ketidakmampuan bawahannya dan
suka membentak dan lebih hebatnya lagi seorang bos sangat mudah memberi surat
peringatan dan bahkan tidak segan segan memecat bawahannya.
Ego seorang bos lebih tinggi dari pemimpin
(leader), mari kita telaah kalimat berikut: “anda digaji untuk itu/ untuk itulah anda digaji” kata-kata tersebut
lebih cocok keluar dari mulut seorang bos daripada seorang pemimpin (leader).
Apabila anggota atau bawahan mendapatkan kesulitan dalam kerjanya maka seorang
pemimpin bersama-sama anggota akan menggali permasalahan dan kemudian seorang pemimpin
memberikan solusi terbaik dan memberi petunjuk untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut, tetapi kalau bos tidak mau tahu dan dia hanya tahu pekerjaan selesai
tanpa memandang permasalahan yang ada karena bos merasa mereka yang menggaji
bawahannya.
Orang bekerja memiliki varian permasalahan dan
dalam pekerjaan tersebut juga memiliki banyak permasalahan dan pemimpin harus
bisa memberikan solusi dan jalan tengah serta petunjuk-petunjuk atas setiap
permasalahan-permasalahan tersebut.
Seorang pemimpin dalam falsafah jawa harus
memiliki 6 (enam) sifat antara lain:
·
Ing Ngarso Sung Tulodo : Didepan
sebagai contoh
·
Ing Madyo Mangun Karso : Ditengah
memberikan semangat
·
Tut Wuri Handayani : Di
belakang memberi dorongan
·
Handarbeni : Rasa Memiliki bisa juga dimaknai dengan satu
jiwa
·
Hangayomi : Melindungi atau Menjaga,
·
Hangrungkebi : Mbelani atau membela
Ing
Ngarso Sung Tulodo, dengan maksud bahwa seorang pemimpin harus bisa menjadi
contoh baik, bukan malah menjadi penghalang bagi perjalanan organisasi dengan
memberikan contoh buruk.
Ing Madyo
Mangun Karso, yang mana seorang pemimpin juga harus memberikan semangat
kepada para anggota atau bawahan yang dipimpinnya. Bukan malah mengendorkan
semangat anggota, sehingga anggota menjadi malas untuk bekerja.
Tut Wuri
Handayani, dorongan prositif sangat dibutuhkan oleh para anggotanya dari
seorang pemimpin. Kata kata seorang pemimpin sangat berpengaruh pada psicholohi
bawahan atau orang yang dipimpinnya, perlu diperhatikan dalam berucap oleh
seorang pemimpin. Apakah ucapannya itu bisa memberikan dorongan atau malah
memberikan beban kepada anggotanya.
Handarbeni,
Rasa memiliki akan organisasi dan programnya serta rasa memiliki para
orang-orang yang berda di organisasi tersebut, bisa dimaknai dengan satu jiwa
antara pemimpin dan yang dipimpin, sakit anggota, maka pemimpin juga ikut merasakan
sakit itu, sedih anggota maka pemimpin juga harus ikut prihatin merasakan
kesedihan, pemimpin harus bisa melihat bahwa anggotanya sedang bingung dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam pekerjaannya dan segera menepis
kebingungan tersebut.
Hangayomi,
seorang pemimpin harus bisa melindungi yang dipimpinnya, bukan malah
menyia-nyiakan ataupun membentak, menghina apalagi menyiksa. Perlindungan dari
seorang pemimpin sangat diimpikan dan diharapkan oleh para anggota yang
dipimpinnya., hangayomi bisa dimaknai pula kepandaiana pemimpin dalam membuata anggota
yang dipimpinnya mampu bekerja dengan santai, tenang, relax, dan enjoy, bukan
bekerja bagaikan kerja rodi penuh paksaan dan tergesa-gesa, namun inti dari
makna hangayomi adalah bagaimana pemimpin mampu melindungi anggotanya dari
ketertindasan, baik secara phsicis maupun psychology.
Hangrungkebi,
ini yang kadang sulit di miliki oleh seorang pemimpin “membela”. Pemimpin ocal
atau daerah banyak yang mencari aman dan mencari selamat sendiri dengan mengkambing
hitamkan bawahannya ketika ada kunjungan dari pimpinan wilayah maupun pusat,
mereka tidak membela bawahannya tapi malah menghancurkan karier bawahannya.
Seorang pemimpin harus siap menerima segala resiko dalam membela bawahannya.
Dari keenam sifat tersebut diatas, harus
balance dan dimiliki semua oleh seorang pemimpin, bila satu sifat saja tidak
dimiliki, maka laju kepemimpinan akan tidak sempurna dan pemimpin itu tidakpantas
disebut sebagai pemimpin.
~o0 Semoga
bermanfaat 0o~
CINTA KEPADA ALLAH SWT BUKAN KARENA INGIN SURGA
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمّنِ الَّحِيْمِ
عن ابى هريرة رضي الله عنه قَالَ ,قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ! فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ! فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ. (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.” (HR. Bukhari)
Kalau cerita
tentang mahabah itu mengasyikan lezat, nikmat dan apabila seseorang mendapatkan
kecintaan dari seseorang ketahuilah orang itu dalam keadaan aman ‘’ AL MAHABAH
IRODATUL KHEIR ‘’, Keinginan Kebaikan, apabila seseorang
mencintai seseorang sudah pasti orang itu ingin kebaikan kebaikan
kepada orang yang dia cintai, bahkan terkadang lebih dari pada dia menginginkan
kebaikan untuk dirinya sendiri bahkan mereka kalau sudah mencintai mereka
berani untuk berkorban, bagaimana kiranya kalau kecintaan itu dari Allah SWT,
kalau kecintaan dari manusia belum tentu kecintaan itu abadi.
Segala sesuatu yang di tulis dalam kitab tentang fadhilah, tentang pahala, tentang keutamaan dana lain - lain itu merupakan hanyalah sebuah bonus dari Allah SWT, dan apabila kita beribadah hanya mengejar bonus - bonus yang di tuliskan dan diceritakan maka kita termasuk golongan orang orang yang tertipu, jikalau kita tidak menginginkan calon pasangan yang matrealistis, dan jikalau kita hanya menginginkan pasangan yang mencintai kita karena diri kita, dan mencintai atas segala kekurangan dana kelebihan kita, maka Allahpun juga menghendaki hamba yang melakukan segala kewajiban ukhrowi hanya karena Cinta kepada Allah SWT.
Apabila kita mencinta Allah, maka Allahpun juga pasti akan mencintai kita, dan jika Allah sudah mencintai kita, maka segala apapun yang kita minta pasti akan diberi, jangan mengharapkan pemberian, sedangkan kita sendiri tidak tulus beribadah kepada-Nya.
Cinta, dan hanya cinta, jangan sampai ada yang lain. kalau cinta kepada kekasih saja apapun akan dilaksanakan tanpa upah sepeserpun, alangkah durhakanya kita, dengan sholat yang hanya 10 menit saja kita minta imbalan Surga.
Langganan:
Postingan (Atom)