Salah satu materi pelatihan yang
agak berat adalah Paradigma Pembangunan. Apa itu paradigma ? Paradigma adalah
“kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sehingga memperngaruhi
citra subyektif seseorang mengenai suatu realita, yang pada akhirnya akan
menentukan bagaimana seseorang tersebut menanggapi atas realitas itu “
Memahamkan masyarakat bawah tentang paradigma memang tidak gampang, perlu
hati-hati karena bisa saja materi tersebut meski sudah disampaikan tetapi
sebenarnya masyarakat (peserta latihan) tidak mendapatkan apa-apa.
Berikut
disampaikan salah satu aja contoh materi paradigma dengan bahasa yang lugas dan
mungkin secara keseharian masyarakat mengetahuinya, yaitu ADA PISANG, ADA
PESTA.
Disebuah
kebun binatang,terdapat sekumpulan monyet yang sedang asyik bercengkerama,
mereka berlari kesana-kemari dengan bebas dan riang, tetapi masih dalam satu
batas pagar kawat yang tidak memungkinkan monyet-monyet tersebut keluar
(kecuali dikeluarkan oleh Pawangnya melalui pintu yang disediakan).
1.
Dalam kandang monyet tersebut diletakkan sebuah tangga yang cukup tinggi,
kemudian secara cepat dibagian ujung tangga diberi sesisir pisang yang matang.
Secara NALURI (bukan NURANI), monyet-monyet tersebut saling berebut mendapatkan
pisang di ujung tangga. Dalam berebut, mereka tidak mempedulikan monyet
lainnya, saling dorong, saling cakar, saling tending…tidak peduli apakah ada
monyet yang jatuh terluka . Kemudian, secara tiba-tiba pawang monyet
menyiramkan air dari sebuah timba. Apa yang terjadi ???? monyet berlarian
menyelamatkan diri, dan menjauh dari tangga yang di atasnya masih ada pisangya.
TIDAK SATUPUN MONYET YANG BERANI LAGI MEMANJAT TANGGA !!!
2.
Dari kandang tersebut, dikeluarkan 1 ekor monyet, kemudian diganti dengan
monyet baru. Selanjutnya, diberi sesisir pisang di bagian ujung tangga. Monyet
baru tersebut secara Naluri, langsung memanjat tangga ingin mendapatkan pisang.
Meski monyet-monyet yang lain berteriak “jangan-jangan….” Monyet baru
bertanya-tanya : mengapa tidak boleh ????
3.
Berikutnya, seluruh monyet dalam kandang dikeluarkan dan diganti dengan monyet
baru semuanya. Kemudian seperti yang nomer 1. Diberi pisang dibagian ujunga
tangga dan apa yang terjadi ??? seluruh monyet yang baru dimasukkan berhamburan
bereput pisang di ujung tangga tersebut !!!!
Pertanyaannya
: Paradigma apa yang ada pada Monyet-Monyet tersebut ??? Ada Pisang, Ada Pesta.
Lalu
marilah kita pulang dan melihat sekelompok warga masyarakat yang sedang berdiskusi
tentang sesuatu proyek dibawah pohon besar yang rindang dan terjadilah dialog
sebagai berikut :
“Bapak
A” = Bapak-2 dan ibu 2 warga desa Maju Mundur yang kami hormati, kita menjadi
sasaran Proyek dan sebentar lagi dana akan kita terima dan dana itu untuk
kegiatan Lingkungan
“Bapak
B” = Bapak dan Ibu serta saudara-2 semua, sudah lazim sejak jaman dahulu kala, kalau
ada proyek atau bantuan dari pemerintah maka dana itu adalah milik kita karena
Uang Negara adalah Uang rakyat, maka kalau kita mendapatkan dana dari proyek tersebut,
yang 30% untuk kita dan sisanya buat pelaksanaan pembangunan.
Pertanyaan:
Pentingkah bapak-2/Ibu-2/dan saudara-2 melestarikan kebiasaan dan budaya ????
“Ibu
C” = Yth. Bapak “B” perlu saya jelaskan bahwa Proyek ini untuk membangun desa
dan lingkungan kita sendiri, jadi dana hanya dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat agar lingkungan kita bisa menjadi lingkungan yang bersih, indah dan
nyaman. Dan apakah pass kalau Bapak “B” yang notabene tokoh masyarakat berpendapat
seperti itu???!
“Bapak
B” = yang namanya uang Negara ya uang kita dan itu untuk kita, Kita berhak
untuk mendapatkan dana tersebut!
-----------------------------
Kalau
mayoritas warga masyarakat berpikiran dan bersikap seperti “B” maka itulah yang
disebut dengan PARADIGMA
Nahh….mari
kita refleksikan :
Paradigma
apa yang ada di Bapak “B” ???? Ada Pisang, Ada Pesta atau Ada Proyek, Ada Pesta
(menganut paradigma monyet…..). Yang dikedepankan hanya NALURI
Paradigama
apa yang ada pada Ibu “C” ??? Ada Pisang, Tidak Harus Ada Pesta atau Ada
Proyek, Tidak Harus Ada Pesta . Yang dikedepankan adalah NURANI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar